Senin, 06 April 2020

Visualisasi Konsep 3


Produksi Video


Produksi dimulai dari merekam video dengan berdasarkan dan konsep yang dirancang. kemudian proses rekaman, baik visual maupun audio dilakukan, dan seluruh pendukung bekerjasama dalam proses produksi. Pada proses produksi Anda harus menyiapkan

1.    Alat perekam gambar (camcorder)
Kamerawan memerlukan sejumlah peralatan standar untuk dapat merekam gambar dengan baik, diantaranya nya nya:
     Kamera (camcorder) untuk merekam gambar dan suara, contoh: kamera profesional handycam
     Tripod agar kamera tidak bergoyang
     Lampu kamera untuk menambah cahaya, dalam kondisi kurang cahaya.
     Microphone untuk merekam suara ketika melakukan pengambilan gambar.
 

1.    Menangkap gambar dengan kamera handycam
Kamera merupakan salah satu alat penting dalam suatu pembuatan film. Fungsinya kamera yaitu mengambil atau merekam gambar atau adegan-adegan yang diadakan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut dengan kameramen dan dioperasikan sesuai dengan arahan sutradara. untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar dan lain-lain.

1)    Teknik memegang kamera video.
Peganglah kamera dengan mantap titik gunakan 1 tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah. dapat digerakkan ke berbagai posisi, tergantung dari sudut dan pengambilan yang diinginkan pada banyak kondisi digunakan selalu tripod untuk menjaga gambar tetap stabil.
2)    Zoom
Hindarkan penggunaan teknik jump untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. ini cara dasar untuk menghindari terjadinya guncangan pada gambar yang dapat berakibat tidak bergunanya gambar yang terekam. Dalam proses in dan zoom out kamerawan terlebih dahulu harus memastikan angle terakhir dari anglel zoom tersebut.
3)    Suara
Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila kita tidak menggunakan earphone, kamera tetap merekam suara suara latar yang tidak diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang tidak perlu atau berbicara ketika sedang merekam.
4)    Peraturan 10 detik
Peraturan penting dalam merekam adalah rekan lah waktu yang lebih lama dan hindarkan pergerakan pergerakan kamera yang tidak perlu. Selalu rekam satu adegan sekurang-kurangnya adalah dalam 10 detik. Ini akan memudahkan editor film untuk mengambil potongan-potongan gambar yang diperlukan. Ingat untuk tetap menghitung sampai 10 detik meskipun pada kondisi yang sulit, 10 detik ini terasa lama. Rekam subjek Anda selama 10 hingga 20 detik, stop dan ambil gambar yang lain.
5)    Panning dan Tilting
Panning (mengambil gambar bergerak secara horizontal) dan tilting (mengambil gambar secara vertikal)sebaiknya digunakan secukupnya saja bila ingin presentasi video mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi gambar atau bila kita sudah berpengalaman sebagai operator film. Bila kita memutuskan untuk melakukan panning, gerakanlah kamera sehalus yang kita bisa dan jangan mendadak titik ingat selalu aturan 10 detik untuk setiap gambar diam/statis pada awal dan juga pada akhir pengambilan gambar panning titik selalu lebih baik mengambil banyak gambar statis dan ingat juga bahwa nantinya gambar yang kita ambil akan diedit kembali oleh editor. Penggunaan panning sebaiknya jangan terlalu lama (antara 3 sampai 5 detik).
6)    Fokus, exposure dan keseimbangan cerah putih (white balance)
Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh dan dekat fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang kita inginkan untuk direkam dan ketika kita melakukan zoom jauh semuanya terlihat fokus. bila kita melakukan zoom pada objek terdekat terlebih dahulu kita zoom pada objek lain di kejauhan (contohnya hewan dikejauhan) maka akan membuat gambar sama sekali tidak fokus. Adanya perbedaan antara objek yang samar dan objek utama yang jelas adalah sangat penting bahkan objek yang hanya sedikit tidak fokus akan membuat film menjadi tidak berguna titik periksa selalu eksposure dan cobalah merekam pada objek yang sama dengan cara manual dan otomatis untuk memastikan kita mendapat gambar terbaik yang kita inginkan titik bila kita sudah memiliki banyak pengalaman, hal ini menjadi tidak perlu lagi untuk dilakukan.
7)    Tanggal dan waktu
Jangan pernah memasang anda tanggal dan waktu pada layar yang terekam, ini akan membuat film sama sekali tidak dapat digunakan titik penulisan tanggal dan waktu pada layar tidak membuktikan bahwa film ini diambil pada saat yang tertulis di layar, karena bisa saja yang tertulis pada layar tertanggal 5 November 1950 tidak menjamin bahwa pengambilan film tersebut pada tahun 1950, karena bisa saja setiap orang mengubah tanggal dan waktu tersebut. Namun, sebaliknya kita selalu merekam suara kita pada awal pengambilan gambar yang menjelaskan kapan gambar tersebut direkam, lokasi dan negara kita merekam gambar. Cara inilah yang dapat merekam secara permanen informasi waktu dan tempat pengambilan film. Hal ini sangat penting dan seringkali terlupa, dan bila kita lupa apa dan di mana persisnya kita sebuah gambar diambil, kita akan mengalami kesulitan titik bila kita memiliki GPS untuk menunjukkan lokasi kita berada selalu rekam dengan film pembacanya dan juga rekam latar belakangnya. tidak seperti tanda tanggal dan waktu, hal ini memberikan bukti.
8)    Gambar pengisi (cutaways)
Bila merekam sebuah objek kegiatan, ataupun wawancara kita perlu selalu mengambil gambar yang lain. Sebagai contoh bila kita merekam sebuah wawancara kita perlu juga untuk merekam jugantor orang yang akan kita wawancarai atau sesuatu yang lain yang kita memberikan untuk memberikan penjelasan tambahan bagi film wawancara kita. Kita lihat contoh lain, bila kita membuat film tentang orangutan, jangan lupa untuk merekam hutan dimana mereka tinggal dan kebakaran hutan yang merusakkan habitatnya. Ini akan membuat sebuah film lebih informatif.

Berikut ini adalah prosedur dasar menggunakan kamera.
1)    Cara merekam gambar
a)    Hidupkan kamera
b)    Atur viewfinder
c)    Masukkan media penyimpanan (kaset pita, kartu memori, cd dvd harddisk, dan lain-lain)
d)    Atur ulang kode waktu/time code
e)    Setiap mengambil gambar baru, hakam kolor barat selama 10 detik, bila ada.
f)     Atur white balance
g)    Atur suara, pastikan level audio bergerak.
h)    Pilih objek yang direkam.
i)      Atur fokus.
j)      Perhatikan "bingkai"dan komposisi.
k)    Tekan tombol record.
l)      Ragam gambar yang diinginkan.
m)  Tekan kembali tombol record atau stop untuk berhenti.
2)    Cara mengatur fokus.
a)    Zoom in ke arah objek/subjek yang akan direkam.
b)    Bila menggunakan manual fokus, atur fokus hingga gambarnya terlihat jelas.
c)    Pengoperasian harus diulang untuk setiap yang akan direkam.
Ada beberapa angle menggunakan kamera yang harus kita pahami, yaitu:
1)    Dutch Angle, pengambilan gambar miring. Biasanya digunakan untuk menggambarkan ketidakstabilan emosi.
2)    Worm Angle/mata cacing, kamera persis diletakkan di atas tanah.
3)    Crazy Angle, kamera bergerak tidak beraturan.
4)    Circle/Circular Track, kamera mengitari objek.
5)    Change Fokus, mengubah fokus dari satu objek ke objek lain dalam satu frame.
6)    Side Shoot, kamera merekam dari samping dan mengikuti objek yang berjalan.
7)    Extreme Top Shot kamera mengambil tepat di atas objek (90o derajat).
8)    High Angle Shot pengambilan gambar di atas objek.
9)    Eye Level, pengambilan gambar sejajar dengan mata.
10) Low Angle pengambilan gambar dari bawah objek.
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan 5 cara, yaitu:
1)    Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
2)    High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis, yaitu nilai "kerdil".
3)    Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi lebih besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis, yaitu nilai agung/prominence, berwibawa, kuat, dominan.
4)   Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan kesan wajar atau tidak memiliki kesan dramatis.
5)    Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar dudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Berikut ini teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera cukup objek yang bergerak.
1)    Objek bergerak sejajar dengan kamera.
a)    Walk in: objek bergerak mendekati kamera.
b)    Walk away: objek bergerak menjauhi kamera.
Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya memperhatikan sudut pengambilan, ukuran gambar gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur-unsur lain seperti cahaya, properti, dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan yang lebih dramatis.
2)  Backlight Shot:teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
3)    Reflection Shot: teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke obyeknya, tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
4)    Dor Frame Shot: gambar ini diambil dari luar pintu, sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
5)    Artificial Framing Shot: benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek di ambil dari balik ranting tersebut.
6)     Jaws Shot : kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
7)  Framing With Background: objek tetap fokus di depan, namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
8)    The Secret Foreground Framing Shot: pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
9)    Tripod Transition: posisi kamera berada di atas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
10) Artificial Hair Light: rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
11)   Fast Road Effect: teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
12) Walking shot: teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan titik biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
13) Over shoulder: pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
14) Profile shot:jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.


3.    Menangkap gambar dengan telepon genggam (handphone).
Mengabadikan gambar saat ini semakin mudah, apalagi dengan banyaknya telepon genggam (handphone) yang dilengkapi fasilitas untuk merekam video. Berikut ini ini adalah tips menangkap gambar dengan menggunakan handphone.
1)    Lebih dekat ke objek
Ponsel kamera yang beredar kebanyakan tidak dibekali dengan lensa zoom yang maksimal, jadi pastikan anda mendekati objek yang akan direkam.
2)    Hati-hati dengan cahaya
Cobalah mengambil gambar dalam kondisi penerangan yang cukup. Saat merekam di bawah terpaan sinar matahari, objek jangan membelakangi datangnya cahaya, karena objek akan menjadi gelap titik sebaiknya objek menghadap sumber cahaya.
3)    Keseimbangan
Jaga keseimbangan, usahakan tangan anda jangan sampai bergoyang saat merekam titik ini untuk menjaga ga.bar gambar yang dihasilkan stabil, tidak bergoyang.
4)    Hindari penggunaan digital zoom.
Dekatkan lah diriku objek dengan cara menggeser ponsel anda bukan dengan digital zoom. Penggunaan digital zoom bisa membuat kualitas gambar berkurang.















Artikel Terkait


EmoticonEmoticon